Penulisan 3 Soft Skill

Tradisi Bertamu Modern dengan Menelepon dan Mengirim Pesan Singkat


Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial yang selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain, baik berkomunikasi secara individu maupun kelompok. Terdapat berbagai macam cara berkomunikasi, mulai dari mengobrol, menelepon, mengirim surat, dan salah satunya dengan bertamu. (KBBI, 1989) Bertamu adalah kegiatan datang berkunjung ke kediaman seseorang dengan suatu tujuan, sedangkan pengertian bertamu dari segi agama Islam adalah kegiatan berkomunikasi yang dilakukan seseorang kepada keluarganya, saudara, teman, tetangga, atau sahabat yang bertujuan untuk menjaga dan menjalin tali persaudaraan ataupun untuk keperluan lain dalam rangka menciptakan kebersamaan di antara keduanya. (Linggayani, 2013)
Kegiatan bertamu telah menjadi tradisi umum masyarakat Indonesia. Sebelum bertamu tentunya setiap orang memiliki tata caranya masing-masing. Ada tata cara bertamu dari beberapa masyarakat yang sebelum bertamu mereka memberikan kabar terlebih dahulu melalui pesan singkat dan telepon kepada sanak saudara atau temannya bahwa ia akan bertamu pada hari dan jam yang telah ditentukan dan disepakati, tetapi ada juga masyarakat yang inisiatif datang bertamu tanpa memberi kabar terlebih dahulu.
Di sisi lain, kegiatan bertamu yang baik bukan hanya dilihat dari segi memberi kabar terlebih dahulu sebelum bertamu. Namun, juga perlu diperhatikan ketika seseorang sudah berada di depan rumah yang akan dikunjungi. Sebelum tuan rumah membukakan pintu, tentunya masyarakat sudah memegang tata cara bertamu secara baik yang sudah mendarah daging. Pada zaman dahulu, tata cara seseorang yang bertamu pasti akan diawali dengan  membuka gerbang kemudian masuk ke teras lalu mengetuk pintu rumah sembari mengucapkan salam dan menunggu sampai pemilik rumah tersebut membukakan pintu untuk sang tamu. Namun, semakin pesatnya perkembangan iptek dan zaman yang semakin modern, beberapa orang mulai meninggalkan cara bertamu yang baik tersebut. Mereka lebih menyukai bertamu ala modern yaitu tanpa mengetuk pintu rumah dan mengganti cara bertamu tersebut dengan menghubungi pemilik rumah dengan menelepon atau mengirimkan pesan singkat. Alasan mereka bermacam-macam. Ada masyarakat yang menganggap bahwa dengan menelepon pemilik rumah, otomatis pemilik rumah akan mengangkat telepon kemudian membukakan pintu. Ada juga yang berpendapat bahwa ia sudah mengetuk pintu rumah, namun tidak ada yang membukakan pintu, dan tamu tersebut tidak ingin berteriak berkali-kali mengucapkan salam karena bisa mengganggu ketenangan tetangga, sehingga tamu tersebut lebih memilih menelepon pemilik rumah untuk membukakan pintu. Alasan tersebut bisa dimaklumi dan masuk akal, tetapi beberapa orang tidak sadar bahwa dengan menelepon pemilik rumah, berbagai dampak negatif muncul.
Pertama, sang tamu terkesan tidak sopan. Umumnya masyarakat ketika bertamu selalu mengetuk pintu dan mengucapkan salam kemudian menunggu sampai pemilik rumah membukakan pintu, bukan dengan cara menyuruh pemilik rumah melalui telepon dan pesan singkat untuk membukakan pintu. Jika penghuni rumah penerima tamu belum ada yang membukakan pintu, lebih baik sang tamu menunggu terlebih dahulu di teras rumah atau bertanya pada tetangga.
Kedua, bertamu modern dengan menelepon dan mengirim pesan singkat pemilik rumah, sang tamu terkesan sebagai pribadi yang tertutup dan tidak ingin menjalin tali silaturahmi dengan keluarga penerima tamu. Padahal dengan bertamu, tamu bisa mengenal keluarga dari sang penerima tamu, sehingga bisa memperluas tali silaturahmi dengan keluarga penerima tamu. Namun cara bertamu modern dengan menelepon dan mengirim pesan singkat tersebut jika terus berlanjut akan menimbulkan dampak selanjutnya yaitu keluarga penerima tamu tidak bisa melacak dan mengetahui hubungan antara penerima tamu dengan sang tamu. Hal ini tentu saja akan sangat berbahaya bagi anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap menuju dewasa karena orang tua tidak bisa melacak pertemanan anak-anaknya.
Ketika, bila sang tamu sudah menjalin hubungan yang akrab dengan penerima tamu, tentunya sang tamu akan selalu datang berkunjung. Jika sang tamu selalu bertamu dengan cara menelepon tanpa mengetuk pintu rumah, pastinya tamu tersebut akan menimbulkan kesan tidak sopan di lingkungan tempat  tinggal dan keluarga penerima tamu tersebut serta akan menimbulkan persepsi, “Sering datang namun tidak pernah mengenal keluarga penerima tamu.”
Keempat, bertamu ala modern termasuk ke dalam perubahan sosial skala besar karena bisa melunturkan tata cara bertamu jaman dulu yang lebih sopan. Selain itu, bertamu ala modern mampu meningkatkan rasa egois dan sikap acuh tak acuh dengan kedatangan tamu pada setiap individu. Rasa egois tersebut digambarkan pada sikap tamu yang hanya ingin berhubungan dengan penerima tamu tanpa ingin mengenal anggota keluarga penerima tamu yang lain. Sedangkan sikap acuh tak acuh digambarkan dengan bergumamnya kalimat, “Halah. Dia kan tamunya si X, untuk apa aku membuatkan minuman untuknya? Tuh orang juga tidak sopan, bertamu setiap waktu tetapi tidak mengetuk pintu?” yang diucapkan dalam hati oleh seorang anggota keluarga penerima tamu terhadap tamu dan penerima tamu. Bayangkan saja jika bertamu ala modern menimbulkan dua keburukan ini. Entah apa yang akan terjadi pada masyarakat Indonesia pada generasi selanjutnya.
Apapun cara bertamunya, setiap orang memiliki gaya bertamunya masing-masing. Cara bertamu modern sebenarnya baik, meskipun menimbulkan beberapa dampak negatif yang lebih banyak dari cara bertamu gaya lama. Namun alangkah lebih baik jika kita tetap melestarikan tata cara bertamu dengan mengetuk pintu rumah karena demi kebaikan bersama antara sang tamu dengan pemilik rumah penerima tamu. Selain itu, tata cara bertamu dengan mengetuk pintu rumah lebih sopan dan bisa menurun ke generasi selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penulisan 2 Soft Skill

Penulisan 4 Soft Skill